Terkait Penganiayaan Petani Sei Kepayang, POSPERA Minta Polisi Tangkap Aktor Intelektual Premannya

Ansori S
Rabu, Januari 12, 2022 | 18:12 WIB Last Updated 2022-01-12T11:12:24Z
Foto: istimewa

TANJUNGBALAI | Ketua DPD Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Sumatera Utara (Sumut), Liston Hutajulu bersama Ketua DPC Pospera Kabupaten Asahan, Atong Sigalingging bersama sejumlah masyarakat Sei Kepayang Kabupaten Asahan dan korbanpenganiayaan melakukan konferensi pers, Selasa (11/1/22) sekira pukul 22.11 wib malam.


Dalam Konferensi pers tersebut, Pospera menyampaikan pernyataan tegas meminta kepada Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Kapoldasu) dan Polres Asahan mengusut tuntas dan menangkap dalang aktor pelaku kekerasan yang dilakukan premanisme terhadap petani, yang terjadi di Dusun XIV, Blok 13 Desa Perbangunan Kecamatan Sei kepayang Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara, pada hari Minggu (9/1/2022) dini hari lalu.


Dalam keterangan nya, Liston Hatajulu menyampaikan kronologis kejadian dan aksi kekerasan terhadap petani sudah sering terjadi, dan sudah banyak LP masyarakat yang didampingi Pospera ke kepolisian Polres Asahan. Terhitung mulai tahun 2017, 2018, 2019, 2021 dan 2022.


"Inilah yang sekarang menjadi keresahan petani, sebab persoalan kasus konflik yang terjadi di Kecamatan Sei Kepayang, Desa Perbangunan sejak dulu sampai sekarang tidak bisa di proses secara hukum. Sehingga petani meminta pendampingan kepada Pospera untuk mencari perlindungan hukum dan keadilan, "katanya.


"Artinya disini, dalam beberapa kasus konflik antara sekelompok preman dengan petani sebagai korban selama ini, kepolisian khususnya Polres Asahan harus bisa mengungkap dan menangkap aktor aksi kekerasan ini. Kita desak kepolisian agar mengangkat dalang siapa aktornya. Dan hari ini sudah kita dapat berita kawan-kawan tadi, bahwa dua orang sudah ditangkap tetapi ini bukan menjadi akhir segalanya," ujar Liston.


Untuk itu, lanjutnya, kita tetap meminta Polda Sumatera Utara dan Polres Asahan untuk mengusut tuntas siapa dalang dalam persoalan ini. 


"Dalam kejadian kekerasan kali ini, sesuai dengan keterangan warga, ada 40 orang pelaku penyerangan pada saat hari Minggu jam 1 dinihari. Artinya aksi ini sudah terkonsep dengan rapi, bagaimana cara penyerangan dilakukan hingga beberapa orang petani dianiaya saat tidur. Nah melihat ini tentu ada aktornya," lanjut Liston.


Dan jika dalang dari aksi kekerasan ini belum tertangkap, kata Liston, Pospera bersama masyarakat petani sebagai korban akan turun ke Polda Sumatera Utara untuk mendesak Kapoldasu yang mengungkap siapa pelaku aksi kekerasan ini.


"Jadi kita akan tetap mainkan nanti bentuk aksi di Polda Sumatera Utara dalam waktu dekat ini, jika Polres Asahan tidak mampu mengungkap kasus ini," katanya.


Penekanan Sikap Tegas Liston Hatajulu


Liston Hatajulu diakhir konferensi pers itu menekankan, agar kepolisian mengungkap aktor intelektual, jangan hanya sebatas pelaku yang masih dua orang ditangkap Polres Asahan. 


"Ini harus di usut dan ditangkap aktor intelektual dalang kerusuhan tersebut. Kalau tidak juga tidak ditangkap aktor intelektual, kita akan melakukan aksi ke Polda Sumatera Utara, dan Mabes Polri," tegas Liston Hatajulu.

 

"Akan kita bawa, ratusan masyarakat Asahan ini untuk melakukan aksi demo dalam bulan ini. Kasus ini harus seriusi. POSPERA tidak main main dalam membela masyarakat," sambungnya.


Liston Hatajulu, juga meminta Bupati Asahan untuk menyurati Kementerian Kehutanan agar konflik antara sekelompok preman dengan petani ini tidak terus berlanjut.


Dijelaskan secara singkat bahwa, masalah kekerasan terhadap petani ini sudah sering terjadi, seperti pemukulan pemukulan terhadap petani yang bukan kali ini saja.


"Kita berterimakasih kepada kepolisian Polres Asahan sudah menangkap dua orang namun ini belum selesai disini saja, usut Aktor intelektualnya," pintanya.


Dari keterangan petani yang menjadi korban, Nainggolan (41) didampingi Edison Harianja juga korban lainnya menyampaikan kronologinya bermula saat mereka masuk ke lahan masing-masing yang selama ini dikuasai sekelompok preman tersebut. 


"Kami dapat serangan intimidasi dari diduga adanya anggota sekelompok premanisme. Saya berkomitmen  tidak akan keluar dari lahan tersebut karena ini lahan kami, tidak ada yang berhak melarang kami untuk masuk Areal kami. Sehingga para preman itu dengan sengaja menyerang kami saat tengah malam, ketika kami sedang tidur di lokasi lahan kami. Akibatnya, saya mengalami luka luka serius dan oyong kepala karena mendapat pukulan keras dari preman itu," terang Nainggolan kepada wartawan. 


Sampai berita diterbitkan, Kasatreskrim Polres Asahan belum dapat dikonfirmasi.


[Saufi]

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Terkait Penganiayaan Petani Sei Kepayang, POSPERA Minta Polisi Tangkap Aktor Intelektual Premannya

Tidak ada komentar:

Trending Now

Iklan