Ahmad Sahlul Mafakhir : Menuju Indonesia Maju

Ansori S
Kamis, Maret 09, 2023 | 20:23 WIB Last Updated 2023-03-09T13:23:49Z
Foto: Ahmad Sahlul Munfakhir (ist) 

TANGERANG | Baru saja aku mendengar pidato salah seorang politisi, bahwa 2045 akan menjadi masa keemasan negara Indonesia. Akan tetapi, saudara-saudara sekalian. Mampukah Indonesia Emas terwujud bila kita masih riuh-ruam rentan mengakui, atau mempertahankan ideologi Pancasila? sebagai dasar negara kita?


Mampukah Indonesia Emas tercapai? Bila militer Negara kita tidak atau belum kuat.  Mampukah Indonesia Emas tercapai? Bila masyarakatnya itu sendiri tidak mencerminkan berkepribadian budaya dalam lelakon sehari-harinya. Sebab sejatinya, syarat hakiki menjadi negara maju adalah hanya karena tiga aspek:


Pertama, mempertahankan ideologi dengan kuat apapun yang terjadi.


Take a look, coba lihatlah pada negara China dengan ideologi komunis itu. Apapun yang terjadi dalam negaranya ia tidak pernah mengganti ideologinya, walaupun kita tahu sendiri China pernah ada konflik Partai Komunis vs Partai Kuomintang (sosialis). Sehingga jalan penyelesaian mereka adalah terlahirlah dua negara berbeda. Yakni negara Taiwan menjadi sosialis dan China Komunis.


Tetapi, saudara-saudara sekalian, walaupun jalan penyelesaian mereka sangat radikal. Mereka sadar dan paham  mereka tidak ingin terlalu berlarut larut dalam konflik internal, sehingga bisa menyebabkan negara mereka tidak maju karena konflik tersebut.


Saudara-saudara sekalian, coba dan lihatlah pada negara Amerika yang walaupun kita semua juga tahu, amandemen negara Amerika sering kali berubah, salah satunya yang familiar adalah liberalisme nya roosevelt tersebut, tetapi mereka tetep kekeh, kokoh mempertahankan ideologi kapitalismenya tersebut.


Kedua, militer yang kuat.


Zaman Bung Karno militer Indonesia adalah militer terkuat di bumi selatan. Dan saudara saudara sekalian, harus tahu bahwa tidak ada satupun negara adidaya dan kuasa di dunia ini tanpa memiliki militer yang kuat, atau seminimal-minimalnya memiliki nuklir. 


Jika saudara saudara sekalian rajin membaca, pastilah saudara-saudara tahu bahwa tatkala orang CIA (Amerika) tertangkap dan akan dieksekusi. Kemudian Soekarno bertemu John F. Kennedy. Dan Soekarno meminta izin untuk mengeksusi warga negara Indonesia tersebut.


Dan John F. Kennedy enggan menuruti permintaan Presiden Soekarno, sehingga sebagai tukar nilai imbalan Amerika memberikan 10 pesawat tempur kepada Indonesia, dan kita memberikan satu bajingan tersebut balik ke negara asalnya, itu adalah salah satu cara diplomasi untuk menguatkan militer kita dengan sangat baik, atau ketika kita membeli peralatan militer dari Soviet, kemudian Amerika menyuruh kita untuk stop membeli dari mereka sebagai imbalan Amerika mengirim tenaga ahli nuklir mereka ke Indonesia dan menjanjikan Indonesia mempunyai nuklir, akan tetapi kita gagal karena Bung Karno turun tahta sebelum itu terwujud.


Ketiga, berkepribadian dalam budaya Indonesia itu sendiri.


Westernisasi adalah salah satu dari sekian penyakit yang merongrong dan paling berbahaya di dalam negeri kita ini. Bahkan Bung Karno pernah berkata dalam bukunya, "yang paling berbahaya dari perginya penjajah dari negeri kita adalah bukan infrastruktur, karena infrastruktur bisa dibenahi, akan tetapi yang paling berbahaya adalah kepribadian budaya." 


Sehingga saudara-saudara, saya kira untuk mengatasi ini ada beberapa catatan penting yang pertama SDM (sumber daya manusia) harus unggul dan merata.


Coba lihatlah pada Bali. Berapa ratus juta orang asing atau bule yang sudah keluar masuk Bali. Akan tetapi masyarakatnya itu sendiri tidak pernah terkena westernisasi.


Malah kita lihat dengan jelas dan tandas, budaya mereka bisa jadi investasi ekonomi di daerah itu sendiri. Nah, terciptanya situasi seperti ini salah satunya adalah karena SDM masyarakatnya unggul. Maka daripada itu, saya mengajak kepada seluruh pembaca dan masyarakat Indonesia, agar kita ini melaksanakan Trisakti-nya Bung Karno. Yakni, selalu berkepribadian di dalam budaya kita.


Aduhai, amboi, andai Indonesia tidak pernah terjadi konflik G30S, DI/TII, PRRI, PERMESTA, dan lain-lain. Atau yang sekarang sedang tren, Khilafah di Indonesia ini. Mungkin kita sudah menjadi negara Adidaya dalam waktu lebih cepat, karena sejatinya China itu lebih muda dari kita.


Aduhai, amboi.. Andai Soeharto meneruskan pembangunan dan program yang sudah dijalankan Soekarno, mungkin kita masih menjadi militer terkuat atau bahkan terkuat di dunia, tidak hanya di bumi selatan.


Andai tingkat kinerja seluruh pejabat, mulai eksekutif, legislatif atau yudikatif di Indonesia betul betul-betul bekerja bagi rakyat, betul-betul bekerja demi negara, betul-betul bekerja demi bangsa. Mungkin Indonesia sudah menjadi negara adidaya dan kuat. 


Sebab sejatinya mereka semua harus sadar, seperti yang dikatakan Bung Karno, bahwa dedication of life-ku adalahaku hanyalah manusia biasa, aku dus, tidak sempurna sebagai manusia biasa, tentu aku tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, hanya kebahagiaanku ialah mengabdi kepada Tuhan bangsa dan Negara.


Oleh: Ahmad Sahlul Mufakhir

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Ahmad Sahlul Mafakhir : Menuju Indonesia Maju

Tidak ada komentar:

Trending Now

Iklan