Pelecehan Seksual Terjadi, Salah Siapa?

Ansori S
Kamis, Oktober 26, 2023 | 17:49 WIB Last Updated 2023-10-26T12:12:29Z
Fransisca

Penulis: Fransisca Mahasiswi Universitas Buddhi Dharma Ilmu Komunikasi Semester 3


Pelecehan seksual terjadi, salah perempuan?


Kalimat diatas tidak asing bukan? Pada era modern ini terdapat banyak aspek yang sudah berkembang dan berubah mengikuti perkembangan jaman, baik dalam segi Pengetahuan maupun teknologi.


Tapi, apakah pola pikir masyarakat ikut berkembang? Hal ini patut dipertanyakan jika dilihat dari berbagai respon masyarakat terhadap kasus-kasus pelecehan yang terjadi di Indonesia.


Ketika seorang perempuan sudah memberanikan diri untuk melaporkan kejadian pelecehan yang dialaminya, pertanyaan pertama yang ditanyakan oleh orang-orang justru adalah "Apa pakaian yang kamu pakai saat itu?", "Pasti itu cuman bercanda", dan "gaya korban terlihat nakal, pantas saja."


Hal inilah yang justru menjadi pertanyaan apakah pemikiran masyarakat Indonesia semakin maju atau semakin mundur. Tak hanya laki-laki yang sering mempertanyakan hal-hal diatas, mirisnya perempuan yang diharapkan dapat mendukung bahkan ikut menghakimi cara berpakaian korban. 


Ingat siapa dia?


Herry Wirawan, seorang pimpinan pesantren asal Bandung, Jawa Barat. Herry Wirawan memperkosa 13 orang santriwati dan menyebabkan 9 di antara mereka hamil.

Dok. Herry Wirawan pelaku pemerkosaan 13 santriwati di Bandung Jawa Barat


Apakah korban memakai pakaian terbuka? Tidak. Jika pakaian adalah faktor terjadinya pelecehan seksual, lalu atas dasar apa tindakan kejahatan ini bisa menimpa para korban yang merupakan santriwati, dimana korban tidak memakai pakaian terbuka namun tetap dilecehkan. 


Munculnya pertanyaan, siapa yang salah? membuat banyak korban pelecehan seksual semakin tidak berani untuk melaporkan dan lebih memilih untuk memendamnya dikarenakan takut dihakimi secara sosial.


Padahal, mereka adalah korban dari Tindakan kejahatan ini. Jadi, apa argumen yang tepat untuk menjawab pertanyaan tersebut? Secara biologis, laki-laki memang memiliki hormon testoteron yang lebih tinggi dibandingkan perempuan, yang dimana membuat laki-laki lebih mudah terangsang secara seksual dibanding wanita.


Tetapi mirisnya adalah, masyarakat cenderung menjadikan ini sebagai sebuah alasan terjadinya pelecehan seksual. Padahal, tidak semua laki-laki melakukan Tindakan pelecehan seksual, mengapa hal itu bisa terjadi? Jawabannya adalah berkaitan dengan aspek moralitas. 


Laki-laki yang bermoral tentu tidak akan sembarang menyalurkan hasrat seksualnya, berbeda dengan para pelaku pelecehan seksual. 


Pelecehan seksual terjadi karena pelaku memilih untuk melakukan Tindakan kejahatan tersebut. Sehingga, tidak ada alasan pembenaran atas kasus pelecehan seksual oleh pelaku. 


"Tertutup atau terbuka, pelecehan seksual terjadi karena otak dari pelaku"

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Pelecehan Seksual Terjadi, Salah Siapa?

Tidak ada komentar:

Trending Now

Iklan