Suryadi, M.Si: Dai Kamtibmas RESEP JITU Kondusifitas Kamtibmas

serangtimur.co.id
Selasa, Maret 09, 2021 | 21:48 WIB Last Updated 2021-03-09T14:48:55Z
Pengamat Kepolisian Suryadi, M.Si

JAKARTA | Pesan dakwah lebih efektif ketimbang bahasa kepolisian. Maka, gagasan dai kamtibmas Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo dapat menjadi "resep jitu" terciptanya iklim dialogis yang berkontribusi besar terhadap kondusifitas keamanan dan ketertiban masyarakat  (kamtibmas) Indonesia yang majemuk. 


Pengamat kepolisian dari Pusat Studi Komunikasi Kepolisian (PUSKOMPOL), Suryadi, M.Si, mengatakan, gagasan Sigit itu merupakan jalan tengah (moderat) untuk menegasikan golongan mayoritas-minoritas.


"Perbedaan pasti selalu ada, tapi kultur umum pada masyarakat kita kan dalam banyak persoalan lebih mengedepankan musyawarah ketimbang konfrontasi. Ini, akan menjamin rasa saling menghormati dan menghargai ditengahi oleh iklim yang dialogis," kata Suryadi yang juga Wakil Sekjen Lembaga Kebudayaan Nasional (LKN) itu di Jakrta, Selasa (9/3/2021).


Gagasan dai kamtibmas dikemukakan Jenderal Sigit dalam silaturahminya dengan  Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dewan Dakwah Islam Indonesia (DPP-LDII), di hari yang sama, di kantor LDII, Jln. Tentara Pelajar, Grogol Utara, Jakarta Selatan. 


Sejumlah hal dibahas dalam pertemuan dengan pengurus DPP- LDII termasuk Pj. Ketua Criswanto Santoso. Satu di antaranya yaitu tentang bagaimana memberdayakan dai kamtibmas.


"Misalnya, LDII menyampaikan pesan kamtibmas kepada umat.  Pendekatan dakwah dalam penyampaian pesan, cukup efektif ketimbang dengan bahasa kepolisian," urai Kapolri ke-25 yang mantan Kapolda Banten (5 Okt. 2016-13 Agustus 2018), provinsi berjuluk "Bumi Beribu Ulama, Beribu Santri". 


LDII siap berkolaborasi bersinergi dengan Polri demi keutuhan bangsa," respons Pj. Ketua DPP-LDII, Criswanto Santoso.


Dalam kesempatan itu, bahkan, Criswanto mengundang Jenderal Sigit untuk hadir dan memberi arahan dalam dalam Munas  DPP – LDII, yang dilaksanakan secara daring pada 7-8 April 2021.


Sigit dilantik menjadi Kapolri pada 27 Januari 2021 menggantikan Jenderal Idham Azis yang segera memasuki masa pensiun.


Menurut catatan Suryadi, segera di hari-hari awal setelah dilantik ia berturut-turut silaturahmi kepada PB NU, PP Muhamadiyah, organisasi yang mengurusi silsilah Nabi Saw Rabithah Alawiyah. Bahkan, setelah meremikan rumah Pori yang rusak ketika gempa di Sulbar, dia melanjutkan ke Makassar menjumpai Ketua MUI Sulsel. 


Pelajaran dari Banten


Suryadi melihat Sigit yang datang dari kalangan nonmuslim, tampaknya banyak menimba pengalaman dari Banten, tempat ia pernah menjadi Kapolda selama dua tahun setelah menjadi ajudan Presiden Joko Widodo. 


"Pelajaran dari Banten banyak mengajarkan kepadanya bagaimana menjadi orang yang bekerja di bidang penegakkan hukum di Indonesia yang majemuk dengan mayoritas Muslim," kata Suryadi.


Kepolisian Daerah (Polda) Banten yang membawahi enam wilayah hukum Polres/ta (Kota Cilegon dan Serang, Kabupaten Serang, Tangerang, Lebak, dan Pandeglang) kini dipimpin oleh Irjen Pol. Dr. Rudy Heriyanto Adi Nugroro, S.H., M.H. 


Rudy, perwira lulusan Sepa 1993 yang alumni Fakultas Hukum Unila Lampung (1991) itu, menggulir 12 Commander Wish dalam kepemimpinannya. Ini digali dari kekayaan Bumi Beribu Ulama, Beribu Santri. Ke-12 highlight kearifan itu yakni ’ngaji Bareng Kapolda, Rukun Ulama-Umarok, Yok Ngopi Wae, Shubuhan Keliling Saba Pesantren ‘Sowan Sepuh, ‘Warung Jum'at, Polisi Sayang Anak, di samping ’Ronda Siskamling, Guyub TNI-Polri, Sinergi 3 Pilar dan ‘Penguatan Manajemen Media’.


Dengan berbagai program yang lahir dari kearifan setempat itu, nyaris setiap hari  Kapolda, para pejabat utama Polda Banten, para Kapolres/ta, Kapolsek, dan Bhabinkamtibmas, selain melakukan kegiatan sebagai polisi, juga melakukan kegiatan yang bersifat mendekatkan diri kepada kalangan agama dan kultural.


Sudah menjadi rutinitas, kata Suryadi, seperti silaturahmi kepada kalangan ulama, pesatren, rumah yatim-piatu, dan keluarga tak mampu. Selain itu juga silaturahmi kepada kalangan pendekar atau jawara yang di masa lalu dikenal sebagai pengawal ulama.


Terakhir, hasil silaturahmi Kapolda Rudy dengan Kepala Kanwil Kementerian Agama Banten membuahkan pemikirian untuk melalukan silaturahmi dengan sekitar 3.000 ulama desa, penyuluh agama, dan guru madrasah. Silaturahmi akan disesuaikan dengan situasi yag masih diliputi berjangkitnya Covid-19.


#Red

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Suryadi, M.Si: Dai Kamtibmas RESEP JITU Kondusifitas Kamtibmas

Tidak ada komentar:

Trending Now

Iklan