Konsolidasi GMRI & Posko Negarawan Kepada Sejumlah Tokoh dan Agamawan

Ansori S
Rabu, Februari 15, 2023 | 09:33 WIB Last Updated 2023-02-15T02:33:08Z
Foto: Istimewa

JAKSEL | Acara ngopi pagi bersama Bambang Sulastomo, Sri Eko Sriyanto Galgendu serta Prof. Yudhie Haryono di Coffe Bean Transmart, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, 14 Februari 2023 berlangsung gayeng membicarakan banyak hal terkait dengan masalah bangsa dan negara.


Secara spiritual, Bambang Sulistomo mengaku relatif  dekat dengan Presiden Joko Widodo, tapi tidak secara fisik, tandasnya mengawali acara ngobrol bareng bersama Tim GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia) dan Posko Negarawan dalam upaya memantapkan rancangan program dan rood show yang akan segera dilakukan dalam watu dekat.


Pemantapan acara pada 11 Maret 2023 bersama 45 orang tokoh Negarawan untuk menyampaikan pesan Kenegaraam kepada Presiden Joko Widodo pun ikut dibahas dengan resume setelah berkunjung ke Vihara untuk mendapat restu dan dukungan termasuk dengan habib serta sejumlah guru besar perguruan tinggi yang akan menyampaikan pesan kenegaraan guna menata kembali bangsa dan negara Indonesia agar tidak semakin terprosok dalam lembah kehancuran.


Usai acara makan siang bersama Bhiku di Vihara Puri Kembangan, Jakarta Barat, hari Senin, 13 Februari 2023, Tim GMRI bersama Posko Negarawan melanjutkan silaturrachmi dengan habaib di Kawasan Condet, Jakarta Selatan  hingga tengah malam.


Acara safari GMRI dan Posko Negararan ini, terus berlanjut, Selasa Pagi 14 Februari 2023 bersama Bambang Sulistomo di Coffe Bean, Transmart Lebak Bulus.


"Saya memang sudah lama ingin mengebalikan kekuatan spiritual bangsa kita yang hilang," tandas Bambang Sulistomo dalam diskusi dengan Wali Spiritual Indonesia.


Karena itu, dia setuju dengan simbolika acara pelaksanaan pada 11 Maret 2023 yang berkaitan dengan semangat maneges, untuk mengungkapkan pendapat serta usulan kata Bambang Sulistomo yang selalu tegas dan lugas menyampaikan pendalat maupun opininya secara terbuka. Dia pun menegaskan sikapnya yang tidak memiliki budaya meminta-minta tapi tidak menolak jika diminta, misalnya untuk membantu pemerintah.


"Jadi pendapat atau opini yang terkesan keras yang sekalu dia lontarkan harus dipahami sebagai ekspresi dari rasa cinta pada bangsa dan negara. Bukan atas kebencian," tandas Putra Bung Tomo ini.


Bambang Sulistomo yang kini mengaku lebih sibuk mengurus bidang pendidikan. Karena menurut dia, bidang pendidikan merupajan bagian dari peradaban yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. 


Atas dasar itu, Prof. Yudhie Haryono membenarkan adanya upaya merusak sistem pendidikan di Indonesia. Perguruan tinggi di Indonesia pun diberi peluang untuk mencukupi keperluan dana yang dibutuhkan sendiri.


"Sehingga, komersialisasi di bidang pendidikan semakin terjadi dan dilakukan seperti dalam berbagai bidang atau sektor lainnya," ujarnya. 


[Redaksi]

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Konsolidasi GMRI & Posko Negarawan Kepada Sejumlah Tokoh dan Agamawan

Tidak ada komentar:

Trending Now

Iklan