![]() |
| Dok. Pupuk Pak Bhabin |
Inovasi ini berawal dari permasalahan klasik yang sering ditemui di pedesaan, yakni banyaknya kotoran kerbau yang berceceran dan menimbulkan bau tidak sedap serta berpotensi mengganggu kesehatan masyarakat sekitar.
Permasalahan lingkungan tersebut kemudian menggugah kepedulian seorang Polisi yang berpangkat Bripka, dan bertugas sebagai anggota Bhabinkamtibmas Polsek Kragilan.
Bripka Hana Heriyana dan H. Muhammad Iksan Kades Tegal Maja Kragilan tidak tinggal diam. Mereka justru menganggap adanya potensi besar dari limbah kotoran hewan ternak yang selama ini dianggap masalah, untuk diubah menjadi solusi bernilai ekonomis bagi masyarakat.
Dengan semangat memberdayakan warga binaannya, Bripka Hana Heriyana menggagas ide pengolahan kotoran kerbau menjadi pupuk kompos. Ide sederhana itu menjadi langkah awal perubahan besar bagi Desa Tegal Maja. Dari bahan yang semula mengotori lingkungan, kini kohe disulap menjadi pupuk kompos berkualitas tinggi yang diberi nama “Pak Bhabin”.
Untuk merealisasikan ide tersebut, Bripka Hana tidak bekerja sendiri. Ia menggandeng Kepala Desa Tegal Maja, Muhammad Ikhsan, untuk mengembangkan rumah produksi pupuk kompos. Tempat pengolahan ini didirikan di rumah Kades Ikhsan dan menjadi pusat kegiatan pembuatan serta distribusi pupuk Pak Bhabin.
Mereka mengolah campuran bahan alami seperti kohe kerbau, jerami, dolomit, EM4, sekam, dan molase. Proses ini dilakukan dengan standar higienis untuk menjaga kandungan hara dalam pupuk tetap optimal.
Hasilnya, pupuk kompos Pak Bhabin memiliki kandungan unsur hara makro dan mikro yang cukup lengkap, yaitu nitrogen 1 persen, fosfor 3 persen, kalium 1 persen, magnesium 1 persen, dan karbon 10 persen. Komposisi ini menjadikan pupuk Pak Bhabin efektif untuk menyuburkan kembali tanah yang telah terkontaminasi pupuk kimia.
Menurut Ikhsan, keunggulan pupuk ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga ekonomis. Dalam satu kali aplikasi, pupuk kompos Pak Bhabin mampu bertahan hingga dua kali masa panen. Selain itu, hasil uji lapangan menunjukkan peningkatan produktivitas panen hingga 20 persen dibandingkan dengan penggunaan pupuk kimia biasa.
Kini, pemasaran pupuk Pak Bhabin terus meluas. Selain dipasarkan ke berbagai kelompok tani (Poktan) di Kabupaten Serang, pupuk ini juga didistribusikan ke seluruh Polsek di bawah wilayah hukum Polres Serang.
"Langkah ini dilakukan untuk mendukung program “Satu Desa Satu Hektar Penanaman Jagung” dalam rangka ketahanan pangan nasional," kata Ikhsan, Minggu (2/11).
Ikhsan mengatakan, Pupuk kompos Pak Bhabin saat ini telah diproduksi dalam tiga varian, yakni Kompos Standar, Premium, dan Padat. Untuk harga, pupuk kompos standar kemasan 10 kilogram dijual Rp20.000, sementara pupuk Premium dan Padat dijual Rp10.000 per kilogram. Pupuk Premium merupakan hasil ayakan pertama dengan tekstur lebih halus dan kualitas lebih tinggi.
Tak hanya berhenti di pupuk, tim pengelola Pak Bhabin juga terus berinovasi dengan memanfaatkan sisa bahan organik menjadi briket bahan bakar alternatif ramah lingkungan.
"Briket ini dapat digunakan sebagai pengganti kayu bakar atau gas elpiji, sehingga membantu mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap bahan bakar fosil," katanya.
Melalui inovasi ini, Desa Tegal Maja kini dikenal bukan hanya karena semangat gotong royong warganya, tetapi juga karena menjadi contoh desa kreatif dalam mengelola limbah menjadi berkah.
Pupuk kompos Pak Bhabin bukan sekadar produk, melainkan simbol kolaborasi antara aparat kepolisian, pemerintah desa, dan masyarakat dalam menjaga lingkungan sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar