Rigid Pavement Peningkatan Jalan Pulo-Gosara Diduga Bermasalah

serangtimur.co.id
Kamis, Juli 18, 2019 | 15:48 WIB Last Updated 2019-07-18T08:58:37Z


SERANG, SERANGTIMUR.CO.ID | Paket pekerjaan peningkatan Jalan Pulo - Gosara yang berlokasi di Kecamatan Ciruas, dengan volume panjang 1703 meter dan lebar 4 meter yang sedang dikerjakan PT. Berkat Anugrah Perkasa Pratama diduga betonisasinya bermasalah.

Pantauan serangtimur.co.id dilokasi, Rabu malam (17/07/2019) mutu beton K-400 truck mixer T-501 nomor polisi B 9132 SIN, rigid pavementnya keras dan mengeluarkan asap ketika digelar beton, tidak adanya concrete vibrator dilokasi pekerjaan, serta truck mixer 3 unit mutu betonnya ditambah air.

Perwakilan PT. Berkat Anugrah Perkasa Pratama Rizal menjelaskan, bahwa dirinya hannya penerima surat jalan saja. "Bukan saya pelaksananya. Saya hannya penerima doket," jelasnya.

Konsultan pengawas Bambang mengatakan, beton yang sudah digelar dan tidak menggunakan concrete vibrator tinggal menunggu hasil uji laboratorium kepadatan.

"Nanti biar nunggu hasil dari uji laboratoriumnya saja. Karena bagaimanapun yang bisa menentukan kepadatan hasil uji laboratorium tersebut," katanya.

Terkait truck mixer troubel T-501 nomor polisi B 9132 SIN, Tehnisi Trias Beton Perkasa Adit menjelaskan, pihaknya sudah memberikan lem perekat dan air di lokasi kerjaan.

"Untuk truck mixer yang troubel, sudah kami atasi. Serta untuk mutu beton K-400 sudah saya tambahkan lem perekat 1 liter untuk kapasitas 6 kubik. Saya juga tidak tahu kalau itu dikasih air," jelasnya.


Adit menambahkan, untuk slump dari Plant sudah diatur 16 +- 2 per unit truck mixcer. Hal tersebut dilakukan agar slump sampai ke lokasi kerjaan tetap 12 +- 2.

"Dikarenakan jarak dari plant sampai lokasi kerjaan jauh, kami menggunakan slump 16 +- 2 per TM. Sedangkan untuk suhu beton mutu K-400 yakni 30 derajat celcius," tambahnya kepada media serangtimur.co.id dilokasi kerjaan (17/07/2019).

Terpisah pimpinan PT. Berkat Anugrah Perkasa Pratama Agus menerangkan, kalau uji slump 8 +- 2 itu bukan untuk kualitas jalan, karena sudah lama kering didalam mixer dan suhu nya 60 derajat dalam jangka waktu 1 jam.

"Itu sudah jelas hasilnya tidak akan bagus. Untuk jalan slumpnya itu minimal 10 +- 2 dan maksimal 12 +- 2 tidak ada yang 16 +- 2, saya sudah sesuai dengan PO 10 +- 2. Kalau ada pesanan lebih dari itu, pasti kami suruh kembali. Karena itu bukan kesalahan dari kami, melainkan dari plant," jelasnya.

Terkait tidak menggunakannya vibrator, Agus menerangkan apabila digunakan vibrator seharusnya pakai wiremesh. Karena ada rongga pori-pori, itu harus pakai. Itukan di Kerangka Acuan Kerja (KAK), bukan istilahnya sfesifikasi.

"Sifat sfesikisasi tidak boleh dikurangi dan tidak boleh dilebihi. Sebagai peralatan dan perlengkapan, seperti contohnya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Buat apa disini harus ada K3, karena tidak ada aktifitas lalu lalang, dari pada merugikan uang, lebih baik sayakasih kopi buat anak lapangan," terangnya.

Untuk alat berat, disini tidak menggunakan alat berat, karena gak ada pelebaran, ini memakai bescose yang paling mahal.

"Apabila mengurangi atau tidak sesuai dengan spesifikasi, langsung ngomong saja ke saya. Langsung saya tekan sama orang yang dilapangannya," tutupnya.

Data yang dihimpun serangtimur.co.id, di Kerangka Acuan Kerja (KAK) terdapat peralatan concrete vibrator kapasitas 5,5 Hp dengan jumlah 3 unit.

(TIM)
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Rigid Pavement Peningkatan Jalan Pulo-Gosara Diduga Bermasalah

Tidak ada komentar:

Trending Now

Iklan