Kondisi Pulau Tunda dan Beragam Isinya, Siapa Berani Bertanggungjawab?

serangtimur.co.id
Senin, Juni 22, 2020 | 18:29 WIB Last Updated 2021-08-03T13:07:17Z


SERANG | Pulau Tunda, Desa Wargasara, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang-Banten yang terletak di sebelah utara selat Sunda, merupakan kepulauan yang menyimpan sejuta keindahan alam serta sosial budaya masyarakat yang begitu dinamis.

Wisata bahari yang ada di Pulau Tunda, tentunya bukan sebuah impian namun kenyataannya yang terbaikan. Dimana, Wisata Pulau Tunda memiliki potensi pendapatan ekonomi yang sangat baik, nanum masih terlihat terabaikan dari berbagai sisi, baik itu sarana dan prasarana yang tidak memadai, Pulau Tunda sangatlah butuh diperhatikan.

Bincang-Bincang bersama Ketua Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Pulau Tunda Sudirman Alay.


Tokoh Muda ini menyebutkan, jika minimnya sarana dan prasarana di Pualu Tunda sebagian dari masih kurang pedulinya pemerintah Kabupaten Serang (Provinsi Banten-red) dalam memberikan perhatian terhadap warganya.

Ia mencontohkan, keadaan yang saat ini ada di Pulau Tunda, bahkan kenapa warga Serang sendiri masih sedikit yang mengetahui keberadaan Pulau Tunda beserta isinya, menjadikan pertanyaan baginya.

Dirman menilai, hal ini terjadi akibat tidak ada motor penggerak dari pemerintah dalam memberikan perhatian di Pulau Tunda. Baik itu sarana bagi masyarakat maupun sarana untuk pariwisata, yang padahal harusnya Kabupaten Serang bangga memiliki wista bahari di Pulau Tunda.

"Tidak kami pungkiri, Pulau Tunda kerap dikunjungi wisatawan dari luar daerah, seperti Jakarta, Bandung dan daerah lainnya, ya itupun masih sangat terbatas, karena masih dilakukan secara mandiri serta kesadaran anak muda dalam mengenalkan Pulau Tunda. Karena kami ingin masyatakat Pulau ini terangkat dari sisi ekonomi nya, kami ini anak Pulau," kata pria 31 tahun ini, saat bincang - bincang bersama serangtimur.co.id, Minggu (21/6/2020).

"Kami butuh fasilitas, kami butuh sarana, kami butuh pembinaan dan kami butuh dukungan dari berbagai pihak, terutama, trasnportasi laut guna menunjang kebutuhan wisata sekaligus kebutuhan masyarakat," ujarnya.

Selain itu, lanjut Alay sapaan akrabnya, dirinya serta para pemuda dan warga Desa Wergasara tentunya merasa prihatin dengan kondisi ini. Ditambah lagi, kata Alay, selain soal wisata bahari yang perlu di angkat guna meningkatkan perekonomian masyarakat Pulau Tunda, banyak hal lagi yang perlu di perhatikan.

"Banyak hal yang kami butuhkan, bukan sekedar pengakuan, tapi di perhatikan. Selain saran penunjang wisata bahari, salah satunya soal tenaga kesehatan misalnya. Disini hanya ada satu bidan Desa, padahal jumlah penduduk di Pualu Tunda sekitar 1000 orang lebih, bagaimana jika ada warga yang butuh tindakan medis secara darurat.? Ditambah transportasi laut yang minim," katanya.

"Belum lagi soal penerangan yang hanya dapat di nikmati warga selama 4 jam dalam sehari, itupun hasil swadaya masyarakat yang menggunakan PLTD. Lalu dimana rasa keadilan sosial bagi kami.?," tegasnya.

Alay menambahkan, dari hal tersebut, bukan berarti dirinya lemah dengan kondisi Pulau Tunda. Ia mengatakan, anak-anak muda memiliki sejuta harapan akan adanya perubahan di Pulau Tunda, meskipun dengan kondisi swadaya dan mandiri untuk saat ini.

Kembali Alay mengistilahkan, warga Pualu Tunda memang sudah dibiasakan dengan keadaan yang kurang baik. Menurutnya, warga di Pulau Tunda selalu dihadapkan dengan dua pilihan, kenyataan dan kebiasaan.


"Kondisi disini (Pulau Tunda-red) bergantung pada keadaan dan kenyataan, namun kami juga ingin di akui dan di perhatikan, hingga adanya aksi nyata dari stakeholder yang ada," tukasnya.

Alay berharap, selaku anak muda yang di percaya untuk mengelola pariwisata Pulau Tunda, jika kondisi wisata bahari yang ada di Pulau Tunda bukan hanya menjadi mimpi semata, dirinya serta seluruh warga Pualu Tunda menginginkan wujud nyata dalam merubah paradigma kehidupan sekaligus perekonomian masyarakat Pulau Tunda secara menyeluruh.

Kondisi Pelayanan Kesehatan

Warga Pulau Tunda, Desa Wargasara, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, hingga saat ini hanya punya satu orang tenaga medis itupun hanya seorang Bidan Desa, yang notabene tidak serta-merta mampu memberikan pelayanan medis secara baik, namun itulah keadaannya.

Warga Pulau Tunda menyadari betapa mahalnya kesehatan bagi mereka, terlebih mereka dihadapkan dengan kondisi tidak adanya petugas medis di Pulau ini, seperti Poskes (Pos Kesehatan-red) misalnya. Itu hanyalah sebuah impian yang belum pernah jadi kenyataan.

Padahal kita semua tahu, bagaimana jika warga Pulau Tunda mengalami sakit dan mesti mendapatkan tindakan medis. Harus 2 jam pelajaran menggunakan kapal nelayan, belum lagi dari pelabuhan karang hantu menuju rumah sakit. Jika kita pikirkan secara logika sangat berat. Padahal, dari 326 Desa yang ada, justru sudah 100 Desa di daratan yang memiliki ambulans Desa, lalu bagaimana dengan warga Pulau Tunda.?

Harapan warga Pulau Tunda, mereka juga ingin memiliki ambulans laut, mengingat Pulau Tunda ada di tengah lautan luas.

Moda Transportasi Laut

Para Ibu dan Anak Pulau Tunda, saat akan menyebrang ke Pelabuhan Karang Hantu, Kasemen Kota Serang


Di Pulau Tunda hanya ada satu kapal yang saat ini digunakan untuk trasnportasi masyarakat dalam melakukan kegiatan, misalnya belanja bahan pokok dan moda transportasi para pelajar setingkat SMA dan seterusnya yang harus keluar dari Pulau, cukup memprihatinkan.

Bisa dilihat, dalam perjalanan kali ini, warga memadati satu buah kapal nelayan menuju dermaga pelabuhan karang hantu. Tak ada safety yang mereka gunakan dalam melakukan perjalanan, namun inilah kenyataan.

Siapa yang bisa menjamin para ibu dan anak-anak ini saat ingin memperoleh kebutuhan pokok. Mereka harus menempuh perjalanan selama 2 jam dengan menggunakan kapal nelayan, pastinya bukan sebuah kebiasaan tapi keadaan yang memaksa mereka seperti itu, semoga Allah SWT memberikan keselamatan dalam setiap perjalanan mereka.

Harapan warga sama, menginginkan adanya perhatian untuk hal transportasi laut yang memadai serta dilengkapi peralatan yang baik. Apalagi transportasi laut bukan hanya untuk kegiatan masyarakat melakukan perjalanan untuk membeli bahan pokok,   akan tetapi warga sangat terbatas apalagi saat menghadapi kondisi urgent, seperti membawa warga yang sakit dan lain sebagainya.

Kondisi Penerangan

Di Pulau Tunda, warga hanya dapat menikmati aliran listrik mulai pukul 18.00-22.00 WIB (4 jam) dalam satu hari, itupun hasil swadaya masyarakat menggunakan PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel), pastinya cukup memprihatinkan.

Tidak banyak yang warga Pulau Tunda minta. Jika pemerintah tidak mampu memberikan listrik selama 24 jam, di 12 jam saja masyatakat Pulau Tunda masih dihadapkan pada sebuah harapan dan impian semata, mereka bertanya kapan warga Pulau Tunda disertakan Keadilan Sosial nya oleh Negara.

Kehidupan Warga Masyarakat Pulau Tunda


Dalam perjalanan redaksi serangtimur.co.id di Pulau Tunda, ternyata bermacam-macam ragam masyarakat di Pulau Tunda, selain keberadaan wisata bahari yang begitu mempesona, 80 % penduduk Pulau Tunda adalah Nelayan, sisanya pelaku usaha wista dan penyedia makanan khas Pulau Tunda, kerupuk ikan dan Sukun dan tanaman bonsai.

Pastinya hal ini begitu erat berkaitan dengan keadaan ekonomi disana. Jika wisata bahari di Pulau Tunda berjalan dengan baik, maka segala sesuatu yang ada di Pulau Tunda akan tumbuh dan menjadi suatu ikatan dalam pembangunan ekonomi masyarakatnya.

Lalu, siap yang berani bertanggungjawab dari keadaan Pulau Tunda saat ini, hanya ada harapan dan harapan warga Pulau Tunda. Meminta pada siapa dan dimana, sampai saat ini belum ada yang mampu menjawab.!!

Semangat, ide, dan gagasan yang terbangun oleh warga Pulau Tunda harusnya menjadi evaluasi dan tanggungjawab kita semua, terutamanya wahai para insan yang duduk di parlemen sana/para birokrat yang saat ini sedang berkuasa.

@masihbanyakcatatanyangtertundadipulautunda

#Catatan Redaksi

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kondisi Pulau Tunda dan Beragam Isinya, Siapa Berani Bertanggungjawab?

Tidak ada komentar:

Trending Now

Iklan