Pangkogabwilhan III Dukung Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Papua dan Papua Barat, Kunjungi Sentra UMKM Kebun Sereh dan Minyak Atsiri di Subang

Ansori S
Jumat, Maret 11, 2022 | 16:35 WIB Last Updated 2022-03-11T09:35:30Z
Dok. Istimewa

SUBANG | Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) III Letjen TNI I Nyoman Cantiasa, S.E, M.Tr. (Han) didampingi Pejabat Utama (PJU) Kogabwilhan III, melaksanakan Kunjungan Kerja (Kunker) meninjau sentra perkebunan dan pengolahan tanaman Sereh ke UMKM CV. Atsiri Garden Indonesia (Kelompok Tani Putra Atsiri) di Jalan Curug, Cijalu Kampung Babakan Tisuk, Desa Cipancar, Kecamatan Serang Panjang, Kabupaten Subang, Selasa (8/3/2022).


Kunker dilaksanakan dalam rangka menindaklanjuti perintah Panglima TNI sesuai Instruksi Presiden RI, Nomor 9 Tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, di mana TNI selain memberikan dukungan pengamanan juga mendukung Program pemerintah daerah melalui pembinaan teritorial dan komunikasi sosial baik didaerah pedalaman, terjauh, terpencil dalam upaya Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.


"Implementasinya di lapangan adalah bagaimana kita coba memfasilitasi, membina dan mendampingi masyarakat Papua dalam membangun wilayahnya di bidang pertanian, perkebunan, perikanan yang merupakan potensi yg luar biasa yang bila diolah dan dikembangkan akan sangat membantu kesejahteraan masyarakat Papua dan Papua Barat melalui kegiatan Binter," jelas Pangkogabwilhan III.


Menurutnya, model Percontohan pembudidayaan kebun tanaman Sereh dan produksi Minyak Atsiri ini mungkin bisa menjadi alternatif yang bisa kita kembangkan di Papua, ini menjadi model program kami untuk bisa kita sebarkan di sana, kita coba perkenalkan, sosialisasi dan kita akan bawa Tim Pendamping ahli pertanian ke Pemda dan masyarakat mencoba memfasilitasi, mencari solusi dengan berkoordinasi dengan pemerintah daerah termasuk kementerian dan lembaga serta pengusaha. 


Ia menyebut bisa dimulai dari pelatihan, siapkan SDM, kita supporting masyarakat Papua, kita ajak, dorong yang punya niat bakat, kemauan untuk menjadi pengusaha dibidang pertanian, perkebunan mereka kita akan didik, kita siapkan, kita latih, di Subang sebulan kemudian mereka balik kita dampingi untuk membangun tanah Papua.


Karena lanjut dia, salah satu alternatif di Tanah Papua yang coba kita tawarkan dan sesuai karakteristik Tanah Papua adalah perkebunan Sereh (rumpun seperti rumput) bibitnya mudah, tidak terlalu susah perawatannya, enam bulan langsung dipanen pertama dan bertahan 12 tahun bila ingin diganti tanaman yang baru.


"Tanamannya tidak rewel karena setelah dipanen langsung daunnya bisa diolah, disuling bisa dijual dan para pengusaha siap tampung dan membelinya melalui Koperasi bahkan bisa langsung di ekspor sehingga masyarakat Papua punya uang, sehingga perekonomian masyarakat menjadi semakin baik," kata letjen Nyoman Cantiasa.


"Model program ini akan bermanfaat dan menjadi salah satu alternatif Soft Approach dalam penyelesaian masalah di tanah Papua karena penyebab masalah Papua bisa karena banyaknya pengangguran, kemiskinan, ekonomi bahkan ketimpangan kesenjangan sosial yang tinggi dan semoga model usaha perekonomian ini bisa jadi solusinya," pungkas Nyoman.


Asep Kurnia selaku Ketua UMKM Kelompok Tani Putra Atsiri, menjelaskan, produksi Minyak Atsiri dari tanaman Sereh ini dapat digunakan sebagai bahan pembuatan sabun rumah tangga, kosmetik, kesehatan menjadi Oktan dan lain-lain.


"Minyak Astiri ini tahan lama dan tidak membusuk atau kualitas menurun bila disimpan dalam jangka waktu lama, justru semakin lama semakin baik kualitasnya," ujarnya. 


Setelah penjelasan singkat tentang UMKM Tani Putra Atsiri, dilanjutkan dengan kegiatan peninjauan penanaman Sirih dan meninjau lokasi pengolahan Minyak Atsiri serta peralatan destilasi atau penyulingan produksi Minyak Atsiri.


[Pangkogabwilhan III Dukung Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Papua dan Papua Barat, Kunjungi Sentra UMKM Kebun Sereh dan Minyak Atsiri di Subang


SUBANG | Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) III Letjen TNI I Nyoman Cantiasa, S.E, M.Tr. (Han) didampingi Pejabat Utama (PJU) Kogabwilhan III, melaksanakan Kunjungan Kerja (Kunker) meninjau sentra perkebunan dan pengolahan tanaman Sereh ke UMKM CV. Atsiri Garden Indonesia (Kelompok Tani Putra Atsiri) di Jalan Curug, Cijalu Kampung Babakan Tisuk, Desa Cipancar, Kecamatan Serang Panjang, Kabupaten Subang, Selasa (8/3/2022).


Kunker dilaksanakan dalam rangka menindaklanjuti perintah Panglima TNI sesuai Instruksi Presiden RI, Nomor 9 Tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, di mana TNI selain memberikan dukungan pengamanan juga mendukung Program pemerintah daerah melalui pembinaan teritorial dan komunikasi sosial baik didaerah pedalaman, terjauh, terpencil dalam upaya Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.


"Implementasinya di lapangan adalah bagaimana kita coba memfasilitasi, membina dan mendampingi masyarakat Papua dalam membangun wilayahnya di bidang pertanian, perkebunan, perikanan yang merupakan potensi yg luar biasa yang bila diolah dan dikembangkan akan sangat membantu kesejahteraan masyarakat Papua dan Papua Barat melalui kegiatan Binter," jelas Pangkogabwilhan III.


Menurutnya, model Percontohan pembudidayaan kebun tanaman Sereh dan produksi Minyak Atsiri ini mungkin bisa menjadi alternatif yang bisa kita kembangkan di Papua, ini menjadi model program kami untuk bisa kita sebarkan di sana, kita coba perkenalkan, sosialisasi dan kita akan bawa Tim Pendamping ahli pertanian ke Pemda dan masyarakat mencoba memfasilitasi, mencari solusi dengan berkoordinasi dengan pemerintah daerah termasuk kementerian dan lembaga serta pengusaha. 


Ia menyebut bisa dimulai dari pelatihan, siapkan SDM, kita supporting masyarakat Papua, kita ajak, dorong yang punya niat bakat, kemauan untuk menjadi pengusaha dibidang pertanian, perkebunan mereka kita akan didik, kita siapkan, kita latih, di Subang sebulan kemudian mereka balik kita dampingi untuk membangun tanah Papua.


Karena lanjut dia, salah satu alternatif di Tanah Papua yang coba kita tawarkan dan sesuai karakteristik Tanah Papua adalah perkebunan Sereh (rumpun seperti rumput) bibitnya mudah, tidak terlalu susah perawatannya, enam bulan langsung dipanen pertama dan bertahan 12 tahun bila ingin diganti tanaman yang baru.


"Tanamannya tidak rewel karena setelah dipanen langsung daunnya bisa diolah, disuling bisa dijual dan para pengusaha siap tampung dan membelinya melalui Koperasi bahkan bisa langsung di ekspor sehingga masyarakat Papua punya uang, sehingga perekonomian masyarakat menjadi semakin baik," kata letjen Nyoman Cantiasa.


"Model program ini akan bermanfaat dan menjadi salah satu alternatif Soft Approach dalam penyelesaian masalah di tanah Papua karena penyebab masalah Papua bisa karena banyaknya pengangguran, kemiskinan, ekonomi bahkan ketimpangan kesenjangan sosial yang tinggi dan semoga model usaha perekonomian ini bisa jadi solusinya," pungkas Nyoman.


Asep Kurnia selaku Ketua UMKM Kelompok Tani Putra Atsiri, menjelaskan, produksi Minyak Atsiri dari tanaman Sereh ini dapat digunakan sebagai bahan pembuatan sabun rumah tangga, kosmetik, kesehatan menjadi Oktan dan lain-lain.


"Minyak Astiri ini tahan lama dan tidak membusuk atau kualitas menurun bila disimpan dalam jangka waktu lama, justru semakin lama semakin baik kualitasnya," ujarnya. 


Setelah penjelasan singkat tentang UMKM Tani Putra Atsiri, dilanjutkan dengan kegiatan peninjauan penanaman Sirih dan meninjau lokasi pengolahan Minyak Atsiri serta peralatan destilasi atau penyulingan produksi Minyak Atsiri.


[Otentifikasi Pen Kogabwilhan III]

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Pangkogabwilhan III Dukung Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Papua dan Papua Barat, Kunjungi Sentra UMKM Kebun Sereh dan Minyak Atsiri di Subang

Tidak ada komentar:

Trending Now

Iklan